100KPJ

Banyak Warga Nekat Mudik karena Tak Ada Jaminan Hidup dari Pemerintah

Share :

100kpj – Kendati Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah melarang masyarakat mudik ke kampung halaman, namun sebagian masih bandel dan nekat melakukannya diam-diam. Bahkan, pihak keamanan sampai turun tangan sebagai upaya mencegah terjadinya pelanggaran.

Hingga hari ini, Rabu 6 Mei 2020, terpantau masih banyak masyarakat yang rela melakukan aksi kucing-kucingan dengan polisi agar bisa sampai ke kampung halaman tanpa takut ketahuan dan dipaksa putar balik. 

Baca juga: Naik Porsche, Crazy Rich Surabaya Bagi-bagi Kardus Mie Berisi Uang

Terkait hal tersebut, Pengamat Kebijakan Publik, Trubus Rahadiansyah menilai, keputusan mudik yang diambil masyarakat sebenarnya cukup beralasan, sebab mereka tidak mendapat jaminan hidup di kota dari pemerintah.

Pasalnya, semenjak ada wabah corona atau Covid-19, banyak yang kehilangan pekerjaan hingga harus menganggur dan tak melakukan apa-apa di kota. Selain itu, bantuan sosial yang digagas pemerintah banyak yang tak sesuai sasaran dan mengalami keterlambatan distribusi.

“Enggak ada jaminan dari pemerintah. Jadi, pemerintah enggak punya kemampuan untuk memberikan rasa nyaman, rasa kepastian kepada para pemudik (yang nekat) itu,” ujar Trubus kepada wartawan.

“Kemudian kita tahu, bansos yang dijanjikan pemerintah banyak yang enggak tepat sasaran,” tambahnya.

Trubus juga menilai, jika ingin ada penyekatan, maka lakukanlah dengan pengawasan ketat. Sebab sejauh ini, penyekatan bagi para pemudik di jalur-jalur tikus masih lemah dibandingkan penyekatan kendaraan di pintu tol atau jalur protokol.

“Pemerintah selama ini hanya ketat di jalan tol, jalan protokol, dalam utama, dan jalan nasional. Tapi, jalan-jalan arteri, jalan tikus relatif lemah, malah enggak ada pengawasan juga. Ini yang membuat mereka bisa lolos saat mudik,” terangnya.

Terlepas soal itu semua, kata dia, masyarakat Indonesia memang tak bisa dipisahkan dengan kegiatan mudik. Sebab, perjalanan dari kota ke kampung halaman itu telah menjadi tradisi turun-temurun yang kerap dilakukan tiap tahun. Itulah mengapa, larangan pemerintah terkait hal tersebut agaknya sulit dipatuhi.

“Mudik adalah bagian dari tradisi. Jadi, mereka menganggap itu bagian dari silaturahmi, ya memang setiap tahun mereka melakukannya,” kata dia.

Share :
Berita Terkait