100kpj – Sejak dulu hingga kini, fungsi kendaraan berjenis truk masih sama, yakni untuk mengangkut muatan besar. Namun demikian, secara tampilan mengalami perombakan cukup besar. Jika pada beberapa tahun lalu bagian depannya dibuat agak mancung, saat ini justru pesek dan cenderung rata. Lantas, mengapa hal itu dilakukan?
Menurut Direktur Pemasaran dan Penjualan Hino Indonesia, Sartiko Wardoyo mengatakan, truk zaman dulu memiliki moncong di depan karena ruang mesinnya berada di sana. Sedang saat ini, muatan mesin sudah dipindahkan ke bawah jok sehingga kendaraan menjadi lebih ringkas dan lega.
“Itu sebenarnya bisa mengurangi kargo, mengurangi kapasitas. Karena kendaraan, terutama yang besar kan dibuat seefisiensi mungkin. Jadi perkembangannya itu mesin kian lama kian mundur, sampai akhirnya berada di bawah tempat duduk,” ujarnya kepada 100KPJ di gedung JCC, Jakarta Pusat, belum lama ini.
Ia juga menambahkan, dengan bentuk muka yang pesek, tingkat keaerodinamisan truk saat melaju di lintasan berangin tak akan terganggu. Terkait hal itu, kata dia, para ahli telah merancangnya matang-matang.
“Hal itu sudah dipertimbangkan matang-matang. Aerodinamika kendaraan seperti ini dan mobil penumpang atau sedan memang beda, karena truk kan memang bukan diperuntukkan untuk kebut-kebutan, jadi speed-nya ya tak bisa tinggi,” terang Sartiko.
“Paling-paling di kecepatan 80 atau 90 kilometer per jam, itu hitungannya sudah kencang sekali,” kata dia menambahkan.