100KPJ

7 Mobil Bekas yang Sulit Dijual Kembali di Indonesia: Jangan Sampai Nyesel!

Share :

100kpj – Dalam pasar mobil bekas di Indonesia, ada beberapa model yang dikenal cukup "bandel" untuk dilepas ke tangan pengguna lain (bukan ke dealer).

Menjual ke dealer memang cepat, tapi risikonya harga bisa anjlok drastis karena mereka membutuhkan keuntungan.

Nah, jika Sobat KPJ berencana menjual langsung ke pengguna akhir demi harga yang lebih stabil, ada baiknya Sobat KPJ mengenal tujuh mobil ini agar tidak terjebak dalam proses jual-beli yang panjang dan melelahkan.

Dilansir dari Channel Youtube FUSE BOX, 100 KPJ berhasil merangkum 7 mobil bekas yang lumayan sulit dijual kembali di pasar mobil Indonesia. Simak lengkapnya:

1. Nissan Grand Livina

Semua generasi Nissan Grand Livina (L10, L11, bahkan Livina X-Gear/L12) dikenal sulit dijual. Konon, mobil ini memiliki stigma boros perawatan, gampang rusak, spare part mahal, dan tenaga yang loyo.

Padahal, mobil ini hanya membutuhkan peremajaan karena usianya yang sudah tidak muda, terutama Livina L10.

Meskipun spare part resmi Nissan memang mahal, ketersediaan spare part aftermarket Livina justru melimpah di pasaran, asalkan pemiliknya paham perawatan mobil dan tidak terlalu bergantung pada bengkel resmi yang jumlahnya semakin sedikit.

Minimnya bengkel resmi dan stigma negatif membuat pasar Grand Livina menjadi sempit, sehingga sulit menemukan pembeli.

2. Honda Freed

Honda Freed menawarkan kualitas bangunan yang solid dan interior yang terasa premium. Sayangnya, mobil ini memiliki ruang baris ketiga yang sempit untuk orang dewasa.

Biaya servis dan harga spare part original Honda Freed juga relatif mahal dibandingkan kompetitor MPV lain. Generasi terakhir Freed yang diluncurkan pada 2015 membuat mobil ini membutuhkan peremajaan, yang tentunya memakan biaya.

Ditambah desainnya yang segmented dan sangat JDM (Japanese Domestic Market), Freed menjadi pilihan yang kurang populer di rentang harga puluhan juta rupiah.

Akibatnya, pemilik Freed harus ekstra sabar saat ingin menjual mobil ini dengan harga pasar yang wajar.

3. Ford Fiesta

Sebagai hatchback, Ford Fiesta dikenal sangat nyaman di kelasnya, bahkan mengalahkan Honda Jazz dan Toyota Yaris dalam hal kekedapan kabin dan kualitas suara. Fiturnya pun tergolong canggih, seperti sensor wiper otomatis.

Namun, Fiesta memiliki penyakit kronis yang menakutkan, terutama pada transmisi otomatis dual clutch-nya yang sering bermasalah di kemacetan.

Selain itu, mobil ini juga rentan overheat dan harga spare part-nya sangat mahal dengan ketersediaan aftermarket yang terbatas.

Berbagai masalah ini membuat minat pembeli sangat rendah, bahkan tak jarang pemilik harus menurunkan harga secara drastis agar mobilnya laku.

4. Daihatsu Sigra & Toyota Calya

Meskipun selalu masuk dalam daftar mobil terlaris dalam penjualan unit baru, Sigra dan Calya justru cukup sulit dijual di pasar mobil bekas.

Hal ini disebabkan citranya yang erat kaitannya dengan kendaraan operasional taksi online (ojol).

Banyak unit bekasnya yang sudah dimodifikasi, seperti reset kilometer, rekondisi kaki-kaki, dan trimming ulang interior.

Modifikasi ini seringkali membuat calon pembeli ragu, terutama reset kilometer yang bisa mengacaukan riwayat perawatan mobil.

Oleh karena itu, menjual Sigra atau Calya, apalagi yang bertransmisi manual, akan menjadi tantangan tersendiri.

5. Mazda2

Mazda2 dikenal sebagai mobil yang keren dan menyenangkan untuk dikendarai, baik generasi awal maupun terbaru.

Namun, mobil ini bukanlah pilihan kaum "mending" karena beberapa kelemahan umum: part yang kurang awet dan harganya yang mahal.

Dua faktor ini saja sudah cukup membuat calon pembeli mobil bekas enggan melirik Mazda2.

Akibatnya, pasarnya sangat kecil dan harga bekasnya pun anjlok. Bagi pemilik Mazda2, seringkali lebih baik terus memakainya daripada berurusan dengan drama jual-beli yang melelahkan.

6. Toyota Yaris "Lele"

Generasi kedua Toyota Yaris, yang dijuluki "Yaris Lele," sempat mengejutkan pasar dengan desainnya yang berubah drastis dari mobil anak muda menjadi terkesan "mobil bapak-bapak."

Selain itu, tenaganya dianggap biasa saja dan radius putarnya sangat buruk, seringkali membutuhkan dua hingga tiga kali manuver untuk putar balik di jalan dua arah.

Desain yang kurang sesuai dengan citra Yaris sebelumnya membuat mobil ini sepi peminat dan harganya terus menurun hingga saat ini agar bisa laku terjual.

7. Toyota Kijang Innova (Bensin Manual)

Meskipun Toyota Innova umumnya memiliki nilai jual yang baik, varian bensin manual justru menjadi pengecualian.

Konsumsi bahan bakar yang boros dan tenaga yang terasa kurang responsif dibandingkan bobot mobilnya menjadi alasan utama mengapa orang enggan melirik tipe ini.

Terlebih lagi, kehadiran Innova Diesel yang jauh lebih unggul dalam efisiensi BBM dan tenaga membuat pasar untuk Innova bensin manual semakin sempit, bahkan dengan harga yang lebih murah sekalipun.

Memahami karakteristik pasar mobil bekas adalah kunci agar Anda tidak kesulitan saat ingin menjual kendaraan kesayangan.

Sebelum membeli, pertimbangkan tidak hanya harga jual kembali, tetapi juga kemudahan mobil tersebut untuk dilepas di pasaran.

Semoga informasi ini bermanfaat bagi Anda yang sedang berencana membeli atau menjual mobil!*

Share :
Berita Terkait